Langsung ke konten utama

Sejarah Emas (Gold)

 


Emas nuggget berukuran besar yang ditemukan di Australia/ thegoldseekers.com

Sejak dahulu kala, emas adalah salah satu logam yang paling banyak digunakan dalam peradaban manusia. Sifatnya yang kuat, tahan korosi, mudah dibentuk, dan berwarna menarik membuatnya sangat popular untuk dimanfaatkan. Emas diperkirakan terbentuk dalam nukleosintesis supernova sehingga telah ada sejak pemebtukan tata surya (Seeger,Fowler, & Clayton, 1964). Namun emas yang terbentuk dalam nukleosintesis supernova ini tenggelam ke dalam inti bumi dalam masa pembentukan bumi. Oleh karena itu, sebagian besar emas yang berada di kerak dan matel Bumi diperkirakan berasal dari asteroid-asteroid yang menabrak Bumi selama masa Pemborbardiran Berat Akhir (Late Heavy Bombardment/Lunar Cataclysm) sekitar 4 miliar tahun yang lalu (Willbold, Elliott, & Moorbath, 2011).

Di era modern ini, emas masih menjadi salah satu komoditas ekonomi yang memiliki nilai tinggi. selain menjadi perhiasan, emas merupakan salah satu cadangan Devisa dan juga merupakan instrument investasi yang Safe Haven. Lalu Sejak kapan logam emas yang pada table periodic diberi symbol Au ini mulai digunakan dalam peradaban umat manusia?

Kepingan emas alami ditemukan oleh para ahli studi fosil pada gua-gua di Spanyol yang digunakan manusia jaman paleolitik sekitar 40.000 SM (Sebelum Masehi). Artefak emas paling tua ditemukan di Necropolis varna dekat Danau varna di Bulgaria berasal dari zaman Tembaga (Copper Age) yaitu pada 4.600 SM hingga 4.200 SM. Pada tahun 1990, artefak emas lain ditemukan di pemakaman gua Nakhal Kana, Israel yang berasal dari zaman perunggun (Bronze Age). Kedua penemuan tersebut merupakan penemuan-penemuan artefak emas paling awal yang berhasil merekam sejarah artefak dengan baik (Gopher, Tsuk, Shalev, & Gophna,1990)

Interaksi manusia dengan emas pertama kali tercatat di Mesir kuno sekitar 3.600 SM. Dalam mitologi Mesir Kuno, emas berperan sangat penting. Hal ini terlihat dari batu nisan untuk mumi-mumi Firaun yang terbuat dari emas murni. Dengan sumber daya emas yang sangat besar, Mesir, terutama daerah hulu sungai Nil atas dekat laut Merah dan di daerah gurun Nubia adalah daerah produsen emas utama dunia pada masa itu. Pengrajin di Mesopotamia dan Pelstina mungkin memperoleh pasokan mereka dari Mesir dan Arab. Studi terbaru tentang tambang mahd Adh Dhahab (Tempat Lahirnya Emas) di kerajaan Arab Saudi mengungkapkan bahwa emas,perak dan tembaga ditemukan dari wilayah ini pada masa pemerintahan Raja Sulaiman (961 SM-922 SM).

Lokasi dari tambang emas Mahd adh Dhabab kerajaan Arab Saudi di masa Raja Sulaiman/ USGS.com 

Peta tambang emas tertua berasal dari dinasti ke-19 Mesir kuno (1.320-1.200 SM). Pada masa itu, emas yang ditambang dicairkan dengan api dan dibentuk. Akan tetapi, pada masa itu emas belum digunakan sebagai alat mata uang perdagangan. Piring emas dan daun emas banyak digunakan untuk menghias tempat suci, kuil, makam, sarkafogus, patung, senjata hias  ndan baju besi, keramik, barang pecah-belah dan perhiasan.

Topeng makam Firaun Tutankhamun yang dilapisi emas,1323 SM (Gopnik,2013) / https://upload.wikimedia.org/

Selain di Mesir, daerah-daerah lain juga menemukan dan memanfaatkan emas. Perhiasan emas telah dipakai oleh pria dan wanita di peradaban Sumeria sekitar 3000 SM dan rantai emas pertama kali diproduksi di kota Ur pada 2500 SM. Peradaban Minoan di Kerta pada awal 2000 SM dikenal sebagai produsen pertama perhiasan rantau kabel (cable chain jewellery). Di Amerika Selatan, emas juga ditemukan pada peradaban Chavin di Peru sekitar 12000 SM dengan penambangan dan pengecoran emas dilakukanoleh masyarakat Nazca dari tahun 500 SM. Eksplorasi Eropa di Amerika lebih dari seribu tahun setelahnya dipicu laporan mengenai banyaknya emas yang dihasilkan oleh masyarakat asli Amerika terutama di Mesoamerica,Peru,Ekuador dan Kolombia (Daniels,2012)

Kegiatan penambangan dan pendulangan emas oleh penduduk asli Amerika di Florida. Ukiran oleh Theodore De Bry (1951) berdasarkan ilustrasi Jacques Le Moyne De Morgues yang telah hilang  (De Bry,1951)

Pembuatan kepingan koin emas Ying Yuan dilakukan oleh China pada 1091 SM. Kepingan emas ini berbentuk kotak dalam berbagai ukuran dan banyak ditemukan pada makam, sehingga diduga kepingan emas ini lebih digunakan sebagai uang pemakaman daripada alat tukar. Pada 550 SM, raja Kroisos dari kejayaan Lydia (Turki) mencetak koin emas pertama dan menjadikannya sebagai mata uang. Sejak saat itu, orang-orang Yunani kuno mulai melakukan penambangan emas pada daerah Mediteranian dan Timur Tengah. Penggunaan koin sebagai mata uang semakin berkembang dan berlanjut pada masa kerajaan Romawi. Salah satu koin emas yang paling terkenal adalah Bezant atau cetakan koin emas Romawi yang pertama kali diperkenalkan pada masa pemerintahan kaisar Konstantin.

Bezant (Koint emas zaman Romawi) dari masa pemerintahan Konstantin I.https://1.bp.blogspot.com/

Seiring pertumbuhan kerajaan Romawi (509 SM-106 SM), teknologi penambangan pun mengalami kemajuan dikarenakan meluasnya daerah kekuasaan Roma yang sumber dayanya dapat dimanfaatkan. Metode penambangan yang telah ada dan berkembang sejak Zaman perunggu, seperti peleburan dan penempaan logam, tetap digunakan Elektrum, paduan emas dan perak yang terbentuk secara alami, sebelumnya dimanfaatkan tanpa dimurnikan. Pada masa penguasaan Romawi, pemurnian electrum mulai dilakukan dengan metode cupellation yang dikembangan, yaitu dengan menuangkan electrum yang sudah dilelehkan ke dalam air dingin dan dicampurkan dengan garam untuk memisahkan emas dengan perak klorida (Tylecote,1962). Penambangan di daerah perairan pun mulai dilakukan pada skala besar dengan metode penambangan hidrolik.

Emas semakin banyak dimanfaatkan sebagai mata uang di benua Eropa. Pada abad ke-14 nilai logam-logam berharga mulai diklasifikasikan. Koin-koin emas semakin banyak dicetak dan diedarkan. Pada tahun 1717, Inggris melakukan penetapan nilai koin emas. Pada mas itu, satu koin emas bernilai sama dengan 77 shilling.

Pada tahun 1783, Amerika serikat memerdekakan diri dari Inggris. Di tahun 1792, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan Mint  and Coinage Act yang menetapkan harga emas tetap dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS). Peraturan tersebut memprakarsai terjadinya system standa emas. Standar emas merupakan istilah yang merujuk pada system moneter yang menggunakan emas murni sebagai alat pembayaran yang sah, emas sebagai satuan dasar nilai uang, serta dasar perbandingan nilai berbagai mata uang. Setiap dolar yang diterbitkan didasari oleh emas yang disimpan, dengan nilai 1 ounce emas pada tahun 1879 setara dengan 20,67 dolar AS (Siegler,2017)

Sepanjang abad ke-19 terjadi Gold Rush, yakni era baru penemuan emas, yang diikuti dengan migrasi besar-besaran pekerja ke daerah-daerah dimana emas banyak ditemukan terjadi seperti Carolina Utara (1799),California (1848), hingga Australia (1850an). Kemudian, setelah melewati dua perang dunia, para pemimpin dunia menyepakati persetujuan Bretton Woods pada tahun 1944. Perjanjian Bretton Woods membentuk system moneter global baru. Isi dari perjanjian tersebut adalah untuk menggantikan standar emas dengan dolar AS sebagai mata uang global. Dengan begitu, Amerika sebagai kekuatan dominan dalam ekonomi dunia.

Pecahan 10 Dolar AS yang diterbitkan dengan standar emas yang setara dengan 16,04 gram emas murni. https://www.worldbanknotescoins.com

Pada awal 1970-an, perang Vietnam menyebabkan standar pertukaran emas runtuh sehingga tidak ada lagi mata uang yang distandarkan menurut emas. Anggaran Amerika kolaps dan pada tahun 1971, presiden Nixon mengakhiri system Bretton Woods hingga dikenal dalam sejarah sebagai Nixon shock. Penggunaan emas sebagai investasi menjadi sangat popular setelah berakhirnya system Bretton Woods.

Pada tahun 1999 Swiss menjadi Negara terakhir yang menggunakan standar emas setelah melalui referendum dengan 59% setuju untuk mengakhiri penggunaan standar tersebut. Saat ini tidak ada satu pun Negara di dunia yang menggunakan standar emas untuk system moneter. Namun, sebagian besar Negara di dunia mempertahankan cadangan emas yang besar untuk mempertahankan mata uang mereka. Cadangan emas Amerika Serikat bertempat di Fort Knox Bullion Depository, Kentucky, berada dibawah Pengawasan Direktur percetakan uang. Amerika Serikat memegang lebih banyak emas batangan daripada Negara lain di dunia.

Selain digunakan sebagai perhiasan dan mata uang, emas juga digunakan dalam bidang medis. Emas telah digunakan dalam perawatan gigi selama lebih dari 3000 tahun. Etruria pada abad ke-7 SM menggunakan kawat emas untuk pengganti gigi hewan. Pada abad pertengahan, para ahli alkimia Eropa membuat eliksir aurum potabile yang menggandung emas di dalamnya. Nicholas Culpepper, seorang dokter dari Inggris pada abad ke-17, menganjurkan minuman yang mengandung emas sebagai obat penyakit seperti demam. Kemudian pada abad ke-19, campuran emas klorida dan natrium klorida digunakan untuk mengobati sifilis. Senyawa emas digunakan dalam pengobatan modern di abad  ke-20 untuk penyakit tuberculosis. Pengobatan ini terbukti tidak efektif. Namun setelah penelitian selama tiga puluh tahun, senyawa emas terbukti dapat digunakan untuk mengobati radang sendi (rheumatoid arthritis). Sejak saat itu emas banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit artritis lainnya. Terapi emas juga mulai digunakan untuk mengobati  berbagai penyakit inflamasi kulit (fricker,1996). Di masa modern ini, penggunaan emas dalam bidang medis juga semakin maju. Peralatan diagnostic dan bedah non-invasif dengan laser mengandalkan emas sebagai salah satu komponen utama untuk memfokuskan cahaya. Selain itu diagnosis, emas, yang memiliki sifat tidak beracun, tidak berkarat, dan ramah terhadap tubuh manusia, juga digunakan untuk mencegah meluasnya kanker prostat melalui injeksi butir-butir mikroskopik emas (Kiroyan,2008)

Selain dimanfaatkan dalam kemajuan bidang medis, emas juga digunakan dalam teknologi eletronik. Emas, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga leih tipis dari rambut manusia, digunakan sebagai penghubung semikonduktor dan printed circuit board (PCB) untuk menjadi ‘otak’komputer. Komponen-komponen kecil pada televisi dan telepon pun mengandung emas karena sifat emas yang dapat menghantarkan arus listrik dan tidak berkarat. Selain itu,emas juga dapat digunakan sebagai pelindung compact disk (CD) berkualitas tinggi agar tahan lama (Kiroyan, 2008).

 

 

 

 

 

 

 

Referensi :

Arif,Irwandy. (2020). Emas Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kirkemo,Harold. William L.Newman and Roger P.Ashley. (1998). Gold. Washington,D.C. :USGS Government Printing Office

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. ANEKA TAMBANG ANTARA PELUANG DAN ANCAMAN BAGI PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA

Tambang Ok Tedi Mining Limited (OTML) PAPUA Provinsi Papua terkenal sebagai pulau yang memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah, mulai dari kekayaan sumberdaya alam yang berada di atas permukaan (hutan dan segala isinya, tanah yang subur, pemandangan yang indah), maupun potensi kekayaan alam yang berada di bawah permukaan seperti bahan galian mineral, Batubara, Minyak dan Gas bumi. Tidak berlebihan jika selama ini Papua dijuluki surga kecil yang jatuh ke bumi. Kekayaan sumbedaya alam khususnya sektor pertambangan mineral di Papua mulai di eksploitasi tiga bulan setelah pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang  Penanaman Modal Asing. Tepatnya pada tanggal 5 April 1967 dilakukan penandatangan kontrak Karya (KK) antara Freeport Sulphur Company (FCS) dan pemerintah Indonesia. GEOGRAFIS KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG Salah satu kabupaten di Papua yang memiliki potensi cebakan mineral yang prospek untuk di lakukan eksplorasi adalah kabupate...

Kapitalisme dan Lingkungan (Boven Digoel)

Ilustrasi Kapitalisme dan Lingkungan di Boven Digoel-Geckoproject Dalam pengertian yang paling singkat, kapitalisme adalah suatu sistem sosial dan ekonomi di mana para pemilik kapital (atau kapitalis) mengambil surplus produk yang dihasilkan oleh produsen langsung (atau buruh), yang membuahkan akumulasi kapital.  Kapitalisme sebagai sistem ekonomi mendominasi hampir semua sudut dunia. Bagi sebagian besar kita, kapitalisme begitu menjadi bagian dari kehidupan kita sampai-sampai ia tak lagi kasat mata, layaknya udara yang kita hirup. Kita tidak menyadarinya, Etos, pandangan, dan nilai-nilai internal kapitalismelah yang kita serap dan biasakan seiring kita tumbuh bersamanya. Tanpa disadari, kita belajar bahwa kerakusan, eksploitasi atas seumber daya alam berlebih bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup semata melainkan untuk mendapatkan akumulasi kapital. Sistem kapitalisme selalu mendambakan pertumbuhan ekonomi, seolah pertumbuhan ekonomi adalah dewa atau obat yang muja...